JAKARTA: Penelitian yang
dilakukan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bersama dengan
Universitas Udayana terhadap ketersediaan kamar hotel, villa dan pondok
wisata di Bali pada 2010 lalu, Bali sebenarnya telah mengalami
over-supply. Tahun itu saja Bali sudah kelebihan 9.800 kamar
hotel/penginapan.
Dengan 55.000 kamar hotel di Bali pada 2010, menurut penelitian
itu, sebenarnya Bali tidak memerlukan lagi tambahan kamar hotel hingga
2015 mendatang.Tapi kenyataannya hingga kini banyak pengembang yang
kesengsem menanamkan investasinya di Bali dengan membangun hotel atau
yang sekarang lagi tren adalah kondominium hotel (kondotel).
Bagi Tony Eddy, chairman Tony Eddy & Associates (TEA),
ke depan Bali tetap memiliki prospek cerah untuk pasar perhotelan.
"Saya kira yang over-supply itu adalah hotel-hotel lama yang sekarang
ini sulit memposisikan diri. Bangunannya juga sudah jelek dan untuk
harga pengelolanya sulit mau menetapkan tarif di level yang mana.
Sebagian hotel-hotel itu adalah milik BUMN," katanya. (baca selengkapnya)
No comments:
Post a Comment